Bersama
guratan cahaya senja pernah aku titipkan
mimpi pada wajahmu yang sendu, entah kau
masih mengingatnya atau tidak.
Mimpi
itu masih nyata aku bayangkan meski kini sendumu jadi semu
Tentang
rasa yang telah ku titipkan pada sebuah organ dalam tubuhmu yang kau sebut
hati, masihkah kau menyimpan rasa itu dihatimu?
Ataukah
telah engkau buang semua rasa itu dan kau gantikan dengan rasa baru?
Biar
aku kejar senja itu sejauh apa dia lari asal kau masih disini, bersamaku,
menikmati guratan cahaya sendu yang terbias di balik wajahmu.
Aku
tak pernah lelah, bahkan jika aku harus jatuh berkali-kali asalkan kau masih
disini, bersamaku, bercerita tentang mimpi mimpi yang pernah kita sematkan
dalam angan-angan yang terpatri dalam asa.
Aku
tak pernah lelah jika aku harus berjalan sejauh kau mau asalkan kau masih
disini, bersamaku, bersedia menyandarkan kembali pundakmu, bersedia kembali
menguratkan senyum bahkan tawa renyahku.
Biarlah
mereka bilang aku bodoh, aku sungguh tak peduli, karena aku mencintaimu tanpa
mereka tahu alasanku apa.
Karena
terkadang ada rasa yang tak harus beralasan meski kadang ada sesak yang tak
mampu terucapkan, biarlah mungkin aku memang bodoh.
Karena
tanpamu aku seperti berjalan diatas udara, antara aku harus terbang atau aku
harus jatuh tersungkur lalu menangis merasakan sakit yang kata orang hal itu
biasa.
Sungguh
aku rindu sendunya wajahmu bersama senja yang kini semu.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar