Aku masih bermimpi tentang
kisah kita, tak peduli penghalang itu setinggi apa. Yang perlu kamu tau, aku
begitu mencintaimu. Meski kadang kamu hampir menyerah ditengah perjalanan kita,
tapi aku masih bisa tetap memperjuangkan KITA, agar selamanya KITA tetap
menjadi KITA, tanpa terpisah menjadi aku dan kamu.
Kita selalu berjalan
beriringan, tanpa pernah berpisah sedikitpun, lalu apakah sekarang kita harus
berjalan berlawanan hanya karena mereka. Mereka yang menentang kita, mereka
yang tak pernah merasakan menjadi kita, mereka yang tak pernah tahu bahagianya
kita bersama dan sakitnya kita bila kita tak beriringan lagi.
Aku akan melakukan apapun
agar membuat kamu bahagia, tapi bukan dengan cara berpisah dengan kamu. Itu hal
bodoh!!kalau aku membiarkanmu pergi, Karena aku tau kamu tidak akan bahagia
tanpa aku, karena hanya aku yang bisa membuatmu senyum, karena hanya aku yang
bisa membuatmu kuat dan karena hanya aku yang bisa membuatmu bahagia. Buktinya
saja! Kamu menangis setiap hari selama seminggu aku tak disampingmu,karena aku
ada kerja di luar kota dan terpaksa aku tinggalkan kamu di kota kita itu, kamu
terus menuliskan pesan singkat kalau kamu merindukanku, apakah itu bukan
bukti?, itu hanya bukti kecil. Banyak bukti lain yang membenarkan bahwa kamu
takkan bahagia tanpa aku. Bukan aku kePDan, tapi itulah nyatanya. Pernah suatu
waktu kamu menemuiku malam-malam, hanya karena aku bilang, aku belum makan, dan
kamu membawakanku makanan malam-malam. Itu juga bukti betapa kamu menyayangiku,
bukankah suatu hal yang luar biasa bila seorang wanita keluar tengah malam
hanya untuk membawakan makanan buat pacarnya, itu hal yang sangat luar biasa.
Dan itu bukti kecil betapa kamu menyayangiku, betapa kamu mengkhawatirkanku.
Lalu, kalau sekarang kamu
menyerah, akan menjadi apa kamu?! Aku bukan egois, aku hanya takut kalau kamu
tak bahagia tanpa aku. Aku sudah membayangkan apa jadinya kamu tanpa aku.
Mungkin mereka berkata padamu bahwa melupakanku
hanya sebuah proses,dan waktu akan menyembuhkannya. Tapi yang menjadi
pertanyaanku. Seberapa lama proses yang kamu butuhkan untuk melupakanku? Seumur
hidup? Ya, pastinya seumur hidup kamu. Aku tahu walaupun banyak pria datang
silih berganti di setiap sepimu, tapi aku tahu hanya aku yang bisa memecahkan
rasa sepimu, mereka layaknya gelas pecah yang hanya bisa meleburkan kesepianmu
sesaat, lalu setelah itu kamu masih terendap sepi tanpa aku. Kamu tak usah
munafik, kamu tak usah berusaha tegar dihadapanku, karena aku tahu kamu
melebihi kamu tahu diri kamu sendiri. Aku tahu betapa rapuhnya kamu, tanpa aku.
Aku tahu setiap malam kamu tak bisa tidur memikirkan kita, bahkan tak jarang
kamu menangis setiap kamu mau tidur. Aku ga bohong, apa kamu perlu bukti lagi?
Lihat saja lingkar matamu, begitu hitam, wajahmu pucat, tak bercahaya, itu
bukan karena kamu begadang mengerjakan tugasmu atau karena kamu melihat tv
sampai larut malam. Tapi Itu bukti bahwa kamu tak bahagia bila tanpa aku. Lihat
saja kamu yang dulu, kamu yang dulu bersama aku. Matamu selalu berbinar-binar,
senyummu selalu mengembang, pipimu tak setirus sekarang, bahkan kamu yang dulu
selalu lincah seperti anak kecil yang baru bisa berjalan. Bukankah semua itu
bukan bukti kalau kamu tak bahagia tanpa aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar