Apa, bagaimana dan mengapa inovasi pendidikan itu?
Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan,
tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda
yang dipandang baru oleh seseorang
atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif,
bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima
meskipun sudah lama tahu.Inovasi ialah suatu perubahan yang baru
yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang
dilakukan dengan sengaja dan bererncana (tidak secara kebetulan saja).
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
Bagaimana inovasi pendidikan itu?
Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu
inovasi mencakup :
a. Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari
gagasan sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial,
kepuasan, dan kenyamanan.
b. Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten
dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat
mengatasi kebutuhan calon penerima (adopter)
c. Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan
suatu inovasi untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah
inovasi tersebut gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah
tingkat kesulitan tersebut seimbang dengan kegunaannya.
d. Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat
ketercobaannya. Apakah inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e. Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat
dilihat oleh masyarakat terutama masyarakat sasaran.
Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers
tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya inovasi karena ada permasalahan yang
harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi
(seringkali disebut dengan istilah "pembaharuan" meskipun istilah ini
tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang
original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana
di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini
dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki situasi / keadaan yang
berhadapan dengan permasalahan.
Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang
Pendidikan
Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).
Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).
·
Pembinaan Personalia
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
·
Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
·
Fasilitas Fisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
·
Penggunaan Waktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
·
Perumusan Tujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
·
Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
·
Peran yang Diperlukan
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.
Mengapa inovasi pendidikan ?
Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya
suatu inovasi adalah sebagai alternatif pemecahan masalah, maka langkah pertama
pengembangan suatu inovasi didahului dengan pengenalan terhadap masalah
(Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah inilah yang
kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau
evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal
ini perlu untuk diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi
tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan
maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap
pengadopsian ini dikenal strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi.
(disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau dari sisi pengembang inovasi,
sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari sisi calon
pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi maupun desentralisasi akan
memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.
Salah satu aspek penting dalam konteks
pendidikan di manapun adalah dengan memperhatikan kurikulum yang diusung oleh
pendidikan tersebut. Seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam
pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu
seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa
kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi
dalam masyarakatnya. Cuban (1991 : 216) mengemukakan bahwa untuk memahami
perubahan kurikulum perlu untuk dipahami tiga pokok pemikiran tentang perubahan
tersebut yakni (a) rencana perubahan itu selalu baik, (b) harus dipisahkan
antara perubahan (change) dengan
kemantapan (stability), dan (c)
apabila rencana perubahan sudah diadopsi maka perlu untuk dilakukan perbaikan
terhadap rencana tersebut (improvement).
Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah,
yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan
prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia:
a. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara dengan kemjuan tersebut
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunana), dengan menggunakan sumber, tenga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Tahap demi tahap arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia:
a. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajara dengan kemjuan tersebut
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar