Gerimis diluar terus menggelitik
jemariku untuk merangkaikan kata rindu padamu yang jauh disana. Malam ini entah
karena gerimis yang romantis atau karena kita terlalu lama berpisah, aku begitu
merindumu.
Merindukan canda tawamu, merindukan
rengekan manjamu, merindukan suara tegas khasmu dan merindukan semua tentang
kita. Mungkin orang berpikir ini berlebihan, biarlah aku tak peduli. Mereka tak
pernah merasakan sakitnya merindukan seseorang yang jauh dari kita, apalagi
terpisah karena jarak.
Banyak cara orang megapresiasikan
rindunya,dan ini adalah salah satu caraku meluapkan rindu ini. Dengan jemari
yang terus menggelitik leptopku, kutuliskan rindu yang terus memaksaku dalam
pekat malam. Rindu yang tak pernah bertepi, rindu yang terus mengalirkan air
mata. Rindu yang kadang bermuara pada amara, ah!percayalah amarah itu hanya
caraku merebut perhatianmu agar kamu mengerti aku sedang merindukanmu. Aku tak
pernah bisa benar-benar marah padamu, karena itu sama saja aku menyiksa bagian
terdalam dari hatiku.
Dalam pekatnya malam aku masih
berharap Tuhan menghadirkan garis wajahmu dimimpiku, walaupun aku tau itu hanya
akan menambah rinduku. Tapi dengan cara itu aku akan tahu kau berusaha datang
dan menanggapi rinduku walau hanya dalam sekedar mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar