Minggu, 22 September 2013

Merindu Dalam Pekat Malam


Gerimis diluar terus menggelitik jemariku untuk merangkaikan kata rindu padamu yang jauh disana. Malam ini entah karena gerimis yang romantis atau karena kita terlalu lama berpisah, aku begitu merindumu.
Merindukan canda tawamu, merindukan rengekan manjamu, merindukan suara tegas khasmu dan merindukan semua tentang kita. Mungkin orang berpikir ini berlebihan, biarlah aku tak peduli. Mereka tak pernah merasakan sakitnya merindukan seseorang yang jauh dari kita, apalagi terpisah karena jarak.
Banyak cara orang megapresiasikan rindunya,dan ini adalah salah satu caraku meluapkan rindu ini. Dengan jemari yang terus menggelitik leptopku, kutuliskan rindu yang terus memaksaku dalam pekat malam. Rindu yang tak pernah bertepi, rindu yang terus mengalirkan air mata. Rindu yang kadang bermuara pada amara, ah!percayalah amarah itu hanya caraku merebut perhatianmu agar kamu mengerti aku sedang merindukanmu. Aku tak pernah bisa benar-benar marah padamu, karena itu sama saja aku menyiksa bagian terdalam dari hatiku.

Dalam pekatnya malam aku masih berharap Tuhan menghadirkan garis wajahmu dimimpiku, walaupun aku tau itu hanya akan menambah rinduku. Tapi dengan cara itu aku akan tahu kau berusaha datang dan menanggapi rinduku walau hanya dalam sekedar mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar